aku tak mampu menatap
dalam sendu ini
aku tak mampu meresap
suara dari tipis bibirmu
sorot mata dan lesung pipi
embun pagi dan tetes hujan
indah
suatu kota yang bisu
kedinginan dalam penantian
akan suatu masa
akan suatu harapan
aku berjalan
dalam ketakmampuan
aku berjalan
dalam rasa rindu yang terpendam
By: wiku baskoro | Thursday, November 30, 2006 at 2:59 AM | |
Bagaimana jika aku memanggilmu alina
dan kau memanggilku sukab
Kita akan berbincang di seluruh senja yang temaram
yang di hiasi awan gemawan penuh warna
Di sebuah kota dimana senja tidak pernah hilang
matahari yang selalu nampak enggan meninggalkan cakrawala
menggantung di batas mata
Kita akan menaiki becak terakhir di dunia
dan berduka atas kematian donny osmond
Bersama alunan jazz, kita akan memasuki sebuah taman indah
bersijingkat diantara embun
menari diantara lampu merkuri
Kan ku beri kau senja temaram
dalam sebuah amplop indah
bersama tukang pos kan kuarungi lautan
tuk hadir dan bersamamu
Kubelikan tiket menuju negeri senja
bertemu dengan kesenduan yang abadi
Jika sendiri pasti terasa sepi
seperti senja buram
adakalanya cakrawala pun merasa sunyi
tetapi jika matahari datang
kulihat ia tersenyum
ya
seperti itulah
By: wiku baskoro | Friday, November 24, 2006 at 6:50 AM | |
Sial…
Kau membuat aku menulis lagi
dalam puisi atau celoteh.
Ya,
aku si abu-abu
bergerak dalam ruang penuh ragu
dengan muka yang lebam
dan penuh rasa cemburu
Kau curi hujanku yang lembut
Kau pasang dalam
dinding ruang hatimu
Aku tau kau pun ragu
Maaf,
tapi mata tidak bisa menipu
Sudahilah saja semua
karena kenangan adalah masa lalu
Dan dalam penantianmu,
kau berharap untuk bertemu
Aku tau
Karena mata kita telah bertemu
By: wiku baskoro | at 6:46 AM | |